Dunia kerja yang kompetitif menuntut banyak hal. Di samping profesionalisme kerja yang tinggi, sebagai seorang bawahan, Anda dituntut untuk menciptakan kebiasaan positif di lingkungan kerja Anda. Tujuannya agar tercipta iklim kerja yang kondusif. Apa saja kebiasaan-kebiasaan yang kurang disukai oleh atasan Anda? Bagaimana cara Anda menyikapinya?
Berikut ini kami tampilkan, apa saja kebiasaan buruk, seperti dirilis situs Ask Men, yang kurang disukai oleh atasan Anda :
Tak Ada Inisiatif
Kesibukan yang padat dan banyaknya meeting di luar kantor, seringkali membuat atasan Anda tak memiliki waktu untuk menjelaskan detail pekerjaan kepada Anda. Sebaiknya, jangan menunggu hal itu terjadi. Sebagai seorang profesional, Anda seharusnya memiliki inisiatif untuk mempelajari detail pekerjaan yang menjadi tugas Anda. Dengan inisiatif yang tinggi, atasan akan melihat kesungguhan kerja Anda.
Kurangnya inisiatif akan mengurangi kepercayaan atasan terhadap Anda. Secara tak langsung, Anda telah menunjukan impresi negatif. Cobalah tunjukan bahwa Anda telah membawa kemajuan dan keseriusan terhadap pekerjaan Anda.
Terlalu Banyak Inisiatif
Inisiatif yang berlebihan juga tak disukai oleh atasan Anda. Jadi, berhati-hatilah dengan hal tersebut. Maksud hati ingin menunjukan kesan seorang pekerja keras, malah akan menunjukan kesan kurang efisien. Banyak di antara kita yang sering melakukan hal tersebut. Misalnya, menambah grafis warna-warni dari sebuah tugas kantor, yang seharusnya tak perlu dilakukan. Atau menyisipkan video film kesayangan pada materi presentasi mingguan.
Terlalu banyak inisiatif ketika mengerjakan sebuah tugas penting, dapat memberikan celah untuk memasuki wilayah kerja orang lain. Anda mungkin terlena dengan ide liar yang tak terkendali itu, dan akhirnya melupakan struktur organisasi perusahaan Anda. Jadi, mengapa membuang waktu Anda dengan mengerjakan sesuatu yang berlebihan?
Banyak Alasan
Terlalu banyak alasan adalah kebiasaan yang paling tak disukai oleh atasan Anda. Seandainya Anda membeberkan alasan kepadanya, ini berarti Anda telah mengabaikan beberapa tanggungjawab yang telah diberikan. Kesan yang timbul adalah: Anda sedang berusaha untuk mempertahankan diri dengan sejuta alasan.
"Laporan penjualan tak dapat saya kerjakan pada hari ini, karena komputernya bermasalah. Saya telah menghubungi Departemen IT, tapi belum mendapat respons". Banyak lagi alasan lain yang dapat disebutkan.
Sebuah "alasan" sering menciptakan banyak masalah baru, dan tidak menjawab masalah yang sebenarnya, yaitu kesalahan Anda. Benar atau tidaknya alasan Anda, kesan yang kemudian muncul adalah: Anda tak becus mengerjakan tugas yang diberikan. Sadari dan perbaiki kekeliruan yang telah Anda lakukan, jangan berargumen tanpa niat baik untuk menyadari kesalahan Anda.
Sering Mengeluh
Anda sering mengeluh masalah pekerjaan dengan rekan kerja atau atasan Anda? Jangan pernah melakukannya lagi. Mengeluh adalah kebiasaan buruk yang akan merugikan diri Anda. Keluhan berbeda dengan kritikan. Keluhan lebih bersifat subyektif , dan setiap orang dapat melakukannya. Sedangkan kritikan lebih bersifat membangun, karena bertujuan untuk mengoreksi sesuatu yang dianggap salah. Mengeluh di hadapan kekasih, atau menuliskannya di blog pribadi Anda, adalah pilihan yang bijak.
Terlalu Banyak Bertanya
Tak ada yang salah dengan menanyakan sesuatu kepada orang lain. Anda memang membutuhkan instruksi yang jelas, sebelum menggarap setumpuk tugas kantor. Namun, terlalu banyak bertanya, apalagi menanyakan pertanyaan yang kurang cerdas, akan membebani dan menghabiskan waktu atasan Anda. Pada gilirannya, atasan Anda akan berpikir dua kali untuk memberikan tugas penting kepada Anda. Kalau sudah begini, jangan berharap terlalu banyak untuk dipromosikan. (ymn/karir.com)
Berikut ini kami tampilkan, apa saja kebiasaan buruk, seperti dirilis situs Ask Men, yang kurang disukai oleh atasan Anda :
Tak Ada Inisiatif
Kesibukan yang padat dan banyaknya meeting di luar kantor, seringkali membuat atasan Anda tak memiliki waktu untuk menjelaskan detail pekerjaan kepada Anda. Sebaiknya, jangan menunggu hal itu terjadi. Sebagai seorang profesional, Anda seharusnya memiliki inisiatif untuk mempelajari detail pekerjaan yang menjadi tugas Anda. Dengan inisiatif yang tinggi, atasan akan melihat kesungguhan kerja Anda.
Kurangnya inisiatif akan mengurangi kepercayaan atasan terhadap Anda. Secara tak langsung, Anda telah menunjukan impresi negatif. Cobalah tunjukan bahwa Anda telah membawa kemajuan dan keseriusan terhadap pekerjaan Anda.
Terlalu Banyak Inisiatif
Inisiatif yang berlebihan juga tak disukai oleh atasan Anda. Jadi, berhati-hatilah dengan hal tersebut. Maksud hati ingin menunjukan kesan seorang pekerja keras, malah akan menunjukan kesan kurang efisien. Banyak di antara kita yang sering melakukan hal tersebut. Misalnya, menambah grafis warna-warni dari sebuah tugas kantor, yang seharusnya tak perlu dilakukan. Atau menyisipkan video film kesayangan pada materi presentasi mingguan.
Terlalu banyak inisiatif ketika mengerjakan sebuah tugas penting, dapat memberikan celah untuk memasuki wilayah kerja orang lain. Anda mungkin terlena dengan ide liar yang tak terkendali itu, dan akhirnya melupakan struktur organisasi perusahaan Anda. Jadi, mengapa membuang waktu Anda dengan mengerjakan sesuatu yang berlebihan?
Banyak Alasan
Terlalu banyak alasan adalah kebiasaan yang paling tak disukai oleh atasan Anda. Seandainya Anda membeberkan alasan kepadanya, ini berarti Anda telah mengabaikan beberapa tanggungjawab yang telah diberikan. Kesan yang timbul adalah: Anda sedang berusaha untuk mempertahankan diri dengan sejuta alasan.
"Laporan penjualan tak dapat saya kerjakan pada hari ini, karena komputernya bermasalah. Saya telah menghubungi Departemen IT, tapi belum mendapat respons". Banyak lagi alasan lain yang dapat disebutkan.
Sebuah "alasan" sering menciptakan banyak masalah baru, dan tidak menjawab masalah yang sebenarnya, yaitu kesalahan Anda. Benar atau tidaknya alasan Anda, kesan yang kemudian muncul adalah: Anda tak becus mengerjakan tugas yang diberikan. Sadari dan perbaiki kekeliruan yang telah Anda lakukan, jangan berargumen tanpa niat baik untuk menyadari kesalahan Anda.
Sering Mengeluh
Anda sering mengeluh masalah pekerjaan dengan rekan kerja atau atasan Anda? Jangan pernah melakukannya lagi. Mengeluh adalah kebiasaan buruk yang akan merugikan diri Anda. Keluhan berbeda dengan kritikan. Keluhan lebih bersifat subyektif , dan setiap orang dapat melakukannya. Sedangkan kritikan lebih bersifat membangun, karena bertujuan untuk mengoreksi sesuatu yang dianggap salah. Mengeluh di hadapan kekasih, atau menuliskannya di blog pribadi Anda, adalah pilihan yang bijak.
Terlalu Banyak Bertanya
Tak ada yang salah dengan menanyakan sesuatu kepada orang lain. Anda memang membutuhkan instruksi yang jelas, sebelum menggarap setumpuk tugas kantor. Namun, terlalu banyak bertanya, apalagi menanyakan pertanyaan yang kurang cerdas, akan membebani dan menghabiskan waktu atasan Anda. Pada gilirannya, atasan Anda akan berpikir dua kali untuk memberikan tugas penting kepada Anda. Kalau sudah begini, jangan berharap terlalu banyak untuk dipromosikan. (ymn/karir.com)
0 komentar anda:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar atau menyampaikan informasi atau sekedar mengekpresikan diri. minimal 10 kata, maaf di bawah 10 kata kami tidak terbitkan. thanks